1.
Tulis persamaan
reaksi dari :
v Kalium cair + padatan Aluminium klorida
v Logam Aluminium
+ Ion hidroksida (basa)
v Logam Aluminium + Ion hidronium (asam)
v Larutan Talium (I)
hidroksida + gas karbondioksida
Jawab:
v 3K(l)
+ AlCl3(s) → Al(s) +
3KCl(l)
v Al(p)
+ 3OH-(aq) →
Al(OH)3
v 2Al(p)
+ 6H+ (aq) → 2Al3+(aq) + 3H2(g)
v Tl(OH) + CO2(g) → TlOH(aq)
+ CO2(g) → Tl(s) + H2C
(aq)

2.
Mengapa Al3+
tidak mungkin berada bebas?
Jawab:
Al3+
memiliki
reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk bebas atau dalam
monoatomik sehingga lebih banyak
ditemukan dalam bentuk persenyawaanya. Selain itu, ion
Al3+ juga memiliki kerapatan muatan yang tinggi, sehingga
menyebabkan terjadinya polarisasi terhadap awan elektron di sekeliling ion yang
berikatan dengannya, dan apabila polarisasi cukup besar, kerapatan elektron di
antara ion aluminium dan ion yang berikatan dengannya cukup efektif untuk
mempengaruhi ikatan ion menjadi campuran ikatan ion-kovalen pada
senyawa-senyawa yang berikatan dengannya. Namun, Al3+ juga akan
terbentuk saat sintesis Aluminium melalui elektrolisis leburan senyawanya.
3.
Jelaskan dengan
singkat cara pengolahan Al dari bauksit!
Jawab:
Cara pengolahan Al dari bauksit Al2O3 menjadi Al murni dapat dilakukan melalui dua
tahap yaitu:
1)
Pemurnian
bauksit untuk memperoleh alumina murni
2)
Peleburan/reduksi
alumina dengan elektrolisis
1)
Tahap
pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit.
Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3,
dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan NaOH.
Al2O3(s) + 2NaOH(aq)
+
3H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s)
+
Na2CO3(aq)
+ H2O(l)
Endapan
aluminium hidroksida disaring, dikeringkan
lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3).
2Al(OH)3(s) →
Al2O3(s) + 3H2O(g)
2)
Tahap
peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut
proses Hall-Heroult.
Dalam
proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)
dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode.
Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Dalam
proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan terbentuk gas O2
di anode.
Al2O3(l)
→ 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Katode
: Al3+ (l) + 3e →
Al(l)
Anode
: 2O2- (l) → O2(g) + 4e
4.
Yang mana yang
lebih stabil:
Talium (I) atau talium (II)? Mengapa?
Jawab:
Hal ini disebabkan karena Tl (I)
merupakan senyawa dari valensi monovalen yang cenderung mudah melepaskan
elektronnya, membentuk ion-ion bermuatan +1 yang lebih stabil, dan lebih
reaktif dibandingkan Tl (III). Semakin
rendah tingkat oksidasi, maka akan semakin stabil, sehingga Tl+1
lebih stabil dibandingkan Tl+3.
5.
Jika larutan
mengandung ion Aluminium (III) ditambahkan tetes demi tetes ion OH– hingga
berlebih, apa yang terjadi? Tulis reaksinya?
Jawab:
Al3+ (l) + OH-(aq) → Al(OH)3(s)
Sifat : larut dalam OH- berlebih dari alkali hidroksida menjadi
No comments:
Post a Comment